Inovasi "Tasikolasi": Sinjai Bergerak Atasi Krisis Anak Tidak Sekolah dengan Pendekatan Komunitas

Iklan

Kamis, 19 Juni 2025, 00.22 WIB
Last Updated 2025-06-20T12:25:52Z
AdvertorialDisdik SinjaiHeadlineInovasi TasikolasiPemkab SinjaiPendidikan

Inovasi "Tasikolasi": Sinjai Bergerak Atasi Krisis Anak Tidak Sekolah dengan Pendekatan Komunitas

 Kepala Disdik Sinjai, Irwan Suaib, dalam talkshow "Dialog Khusus" di Radio Suara Bersatu (SB) 95,5 FM Sinjai


Klikbaca.id, Sinjai -- Angka Anak Tidak Sekolah (ATS) di Kabupaten Sinjai menjadi sorotan serius, mendorong Dinas Pendidikan (Disdik) setempat untuk meluncurkan sebuah program inovatif bernama "Tasikolasi" atau "Ayo Sekolah Lagi". Inisiatif ini diperkenalkan langsung oleh Kepala Disdik Sinjai, Irwan Suaib, dalam talkshow "Dialog Khusus" di Radio Suara Bersatu (SB) 95,5 FM Sinjai, Rabu (18/6/2025) siang.


Irwan Suaib mengungkapkan bahwa program Tasikolasi adalah jawaban atas tren peningkatan ATS di Sinjai. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka ATS melonjak dari 8,14 persen pada tahun 2021 menjadi 10,65 persen pada tahun 2022. "Data tersebut belum bersifat by name by address, sehingga menyulitkan intervensi secara langsung," jelas Irwan.


Untuk mengatasi kendala tersebut, Disdik Sinjai mengembangkan Aplikasi Tasikolasi, sebuah solusi awal untuk mendata ATS secara menyeluruh di seluruh pelosok Kabupaten Sinjai.


Program Tasikolasi sendiri memiliki tiga komponen utama yang saling terintegrasi:


1. Pendataan Akurat dengan Aplikasi Tasikolasi:

Ini adalah langkah awal yang krusial. Guru-guru non-ASN yang telah dilatih khusus bertugas mencatat setiap anak yang tidak bersekolah di dusun atau lingkungan mereka masing-masing. Data yang terkumpul akan divalidasi dengan ketat untuk memastikan keakuratannya, membentuk basis data komprehensif bagi intervensi selanjutnya.


2. Program Orang Tua Angkat: Sentuhan Personal untuk Kembali Bersekolah:

Dalam pendekatan humanis ini, para kepala sekolah dan guru berstatus ASN/PPPK mengambil peran sebagai "orang tua angkat" bagi dua orang ATS. Tugas mereka tak hanya membujuk anak-anak ini kembali ke bangku sekolah — baik jalur formal maupun nonformal melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) — tetapi juga memastikan proses belajar mereka berjalan lancar dan berkelanjutan.


3. Tutor Angkat Balibolae: Membangun Fondasi Pendidikan dari Nol:

Guru-guru non-ASN juga diberdayakan sebagai "Tutor Angkat Balibolae". Mereka bertanggung jawab menjadi pengajar dan pendamping bagi dua ATS yang belum pernah mengenyam pendidikan atau belum memiliki ijazah setara SD (Paket A). "Para tutor ini diberi tugas mengajar dan mendampingi ATS hingga siap didaftarkan di PKBM," terang Irwan, yang juga mantan Kadis Kominfo dan Persandian Sinjai.


Dengan strategi kolaboratif dan berbasis komunitas ini, Dinas Pendidikan Sinjai optimis dapat menekan angka ATS secara signifikan. Harapannya, setiap anak di Sinjai memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan hak pendidikannya, memastikan masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus di Bumi Panrita Kitta. (Adv)